LIK REJEKI

Minggu, 03 Agustus 2014

Cara Membedakan Es Batu dari Air Mentah dan Air Matang




Ini adalah cerita sisa; cerita sisa namun kisah nyata tentang kemarin ketika berlebaran di Kampung Halaman, nun jauh di pelosok Jawa Tengah.
Saat itu, bersilahturahmi dengan sanak famili, seperti biasa, disuguhi hidangan lebaran. Agkanya, tuan rumah kehabisan persedian es batu, sehingga ia ‘perintahkan’ salah seorang anak, yang  juga merupakan ponakan saya, untuk membeli es batu di tempat biasa. Ketika, si ponakan datang, ia membawa es batu yang beda warna, katanya di tempat biasa tutup, jadi beli tempat lain. Apa yang terjadi, ketika ibu melihat, mala ia ” heran dan marah”, kok warna es batunya seperti ini, ini pasti jorok, penyakitan, dan lain-lain; ini gara-gara orang butuh es batu, maka mereka (entah siapa mereka itu) buat es batu dengan air parit, and bla bala bla …… Ia kemudian, tidak suguhkan es batu tersebut, dengan alasan takut tamu-tamu akan kena diare.
Semuanya berlalu. Ketika kembali ke Jakarta, jadi ingat “insiden es batu” tersebut; kenyataannya, banyak orang tidak bisa bedakan es batu sehat dan sebaliknya. Tidak banyak sumber di Dumay tentang Es Batu Sehat dan Es Batu Tak Sehat. Berikut ini, ringkasannya.
Es batu dari air mentah. Es batu dari air mentah terlihat berwarna putih layaknya susu. Hal titu karena masih banyak gas atau oksigen yang berada didalamnya.
Es batu dari air matang. Es batu dari air matang terlihat bening. Hal itu karena gas di dalam air terlepaskan ketika proses perebusan. Selain itu ketika terjadi pendinginan, sedikit gas yang terperangkap dalam es karena kandungan udara dalam air berkurang.  Es semacam ini biasanya disebut sebagai es kristal atau ice cube.  Es kristal ini memiliki bentuk seperti pipa dan berlubang, aman dikonsumsi dan tidak beresiko memiliki kandungan bakteri
Cara membedakan
Perhatikan warna es batu. Es batu yang dibuat dari air mentah memiliki warna yang Putih. Secara ilmiah, air yang bersuhu dingin akan meyebabkan udara terperangkap di dalam air. Ketika air membeku maka akan tampak gelembung udara menjadi berwarna Putih seperti salju
Kejernihan es batu dari air masak akan terlihat lebih jernis dan sangat bening.  Hal ini dikarenakan udara sudah lepas ketika proses pemasakan. Es juga akan terlihat jernih tanpa kotoran karena, sebelum dijadikan es, telah dimasak sehingga kotoran-kotoran air telah mengendap.
Gelembung es. Secara Ilmiah, walaupun saat pendinginan air menjadi es pada suhu 0 derajat, udara tidak bisa masuk kedalam pembungkus es batu sehingga sangat sedikit gelembung yang terperangkap di dalamnyau. Ini juga membuktikan bahwa kandungan udara di dalam air menjadi berkurang.
[sumber: kompas forum dan retnohudoyo.blogspot]
Adakah es batu yang sehat di negeri ini!? Saya tak mempunyai data tentang hal tersebut, namun di negeri ini sangat banyak pabrik es batu, terutama dikonsumsi nelayan, untuk dipakai pada kotak atau peti ikan. Dalam peti-peti tersebut, dimasukan es batu, sehingga ikan tetap segar. Bisa dipastikan bahwa, es batu (dan juga kristal es) yang mereka gunakan adalah es adari air mentah. 

Es batu, keluaran pabrik es batu, dalam bentuk balok-balok es itulah yang sering terlihat di depo-depo es batu. Mereka mengambil atau membeli dari pabrik es, dan ditumpuk, kemudian dibeli oleh pemilik warung makan dan minuman, ada kemungkinan restauran kecil pun membeli es batu balokan dari depo-depo seperti itu.

Dengan demikian, jika pemilik warung makan dan penjual minuman gunakan es batu dari depo (yang sebelumnya dari pabrik es batu, bukan untuk minuman, karena tidak sehat), maka akibat sudah jelas. Kita dan minum dengan minuman yang tercemar oleh berbagai jenis penyakit melalui es batu.

Hingga kini, (atau mungkin saya belum dapat info) belum menemukan pabrik es batu untuk konsumsi (umum, makanan, warung makan, restauran, dan lain-lain) dan untuk keperluan nelayan atau pun pendinginan.

Oleh sebab itu, pemerintah, dhi Badan Perlindungan Obat dan Makanan, Kementerian Kesehatan, perlu juga  melakukan pemeriksaan terhadap es batu yang menjadi konsumsi publik di Restauran, warung makan, dan penjual minuman.  Solusi lain adalah, perbanyak pabrik es batu yang sehat untuk dikonsumsi, dan bila perlu ada sertifikasi dari BPOM serta lembaga pemebri sertifikat halal

Itulah Es Batu, dibutuhkan dan dikonsumsi setiap hati, namun tampa disadari, menjadi penyalur bibit penyakit untuk siapa pun.

Salam Sehat - Tidak Konsumsi Es Batu yang bukan buatan sendiri


Sabtu, 02 Agustus 2014

CIUMAN Memberikan Energi, Cinta, dan Keintiman serta Semakin Mesra

Sudahkah Anda dan pasangan berciuman hari ini? Jangan sampai lupa berciuman. Karena berciuman merupakan aktivitas yang wajib dilakukan suami istri setiap hari.  
Ciuman hangat akan saling memberikan energi, cinta dan menjaga keintiman serta koneksi satu sama lain. Kualitas ciuman menurut bukan ditentukan dari lamanya, tetapi bagaimana Anda dan pasangan melibatkan emosi saat melakukannya.
Penting untuk melakukan hello/goodbye kisssetiap hari, karena ciuman tersebut membangkitkan koneksi emosi Anda dan suami. Lakukan saja ciuman ini saat Anda dan suami harus pergi ke kantor dan sesampainya di rumah. Aktivitas ini seperti saling mengungkapkan perasaan kalau "Aku cinta dan selalu kangen kamu". 
Juga selalu ingat, bagaimana serunya ketika berciuman untuk pertama kalinya. Hal ini bisa membuat hubungan lebih hangat dan selalu intim. Jangan segan berinisiatif mencium pasangan terlebih dulu, hal ini bisa membuatnya "melayang" sepanjang hari dan selalu mengingat Anda.
Pastikan berciuman membawa kenyamanan bagi Anda dan suami. Jangan ada yang merasa terpaksa atau hanya untuk sekedar untuk menyenangkan. Jadi, jangan segan untuk membahas aktivitas mesra ini demi kenyamanan bersama. 
 
"Berciuman seperti 'mesin pemanas' aktifitas seksual. Dengan ciuman Anda dan suami seperti selalu menyalakan kembali perasaan cinta setiap hari,"

Kekerasan Terhadap Perempuan

Kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan dan perilaku kekerasan [fisik dan psikologis] yang dilakukan laki-laki kepada perempuan. Pelaku kekerasan terhadap perempuan biasanya [laki-laki] orang dekat perempuan yang menjadi korban. Misalnya ayah kandung dan tiri, suami, saudara laki-laki, teman kerja, majikan; maupun laki-laki pada umumnya, yang tidak dikenal korban sebelumnya. Kekerasan terhadap perempuan, pada umumnya terjadi di dan dalam rumah tangga ataupun keluarga besar; misalnya suami terhadap isteri; ayah terhadap anak perempuan, saudara laki-laki, paman terhada keponakan.

 Juga pada lingkungan pekerjaan, atasan terhadap bawahan perempuan, teman kerja, dan seterusnya; di lingkungan sosial, misalnya pembatasan fisik terhadap perempuan, ataupun perkosaan. Pada umumnya, laki-laki [para] pelaku kekerasan terhadap perempuan berasal dari keluarga yang penuh kekerasan dan mempunyai kelainan psikologis tertentu. 

Sedangkan perempuan korban kekerasan antara lain, anak kandung, anak tiri, pramubhakti, remaja usia sekolah, mahasiswa, karyawati, sampai ibu rumah tangga, bahkan anak-anak perempuan yang telantar. Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi di mana dan kapan saja, artinya tidak mengenal waktu dan tempat, serta siapa korbannya, dapat terjadi pada semua perempuan. 

Bentuk-bentuknya pun beraneka ragam, misalnya pukulan, tamparan, pembatasan kebebasan; pelecehan seksual ringan, misalnya tatapan mata menggoda, kata-kata vulgar, sampai sentuhan-sentuhan pada bagian-bagian tubuh tertentu; serta pelecehan seksual berat, seperti penelanjangan dan perkosaan. 

Pada umumnya, perempuan korban kekerasan, mengalami penderitaan dan trauma fisik dan psikologis akut; amarah, depresif, dan putus asa, sensitif, mudah curiga pada orang lain; dihantui berbagai phobia, sehingga menarik diri dari aktivitas hidup dan kehidupanya. 

Pada beberapa kasus, perempuan yang pernah mengalami kekerasan, menjadi anti sosial; represif; membalas dendam kepada banyak orang, walaupun sasarannya bukan laki-laki yang pernah melakukan kekerasan pada dirinya. 

Bentuk lain dari kekerasan terhadap perempuan, adalah berupa perdaganan wanita dan anak-anak. Yaitu, para perempuan dibujuk, dirayu, ditipu dengan berbagai janji [misalnya mendapat pekerjaan, perbaikkan nasib, dijadikan isteri, dan lain-lain], kemudian dijual kepada para germo atau mucikari, untuk dijadikan pekerja seksual komersial. Biasanya perempuan yang menjadi korban berasal dari pedesaan atau desa, dan sebagian besar di antara mereka adalah kaum miskin, kurang pendidikan, lugu, polos, serta berbagai ketidakmampuan lainnya.

Selasa, 29 Juli 2014

Keluarga Saudi Menyiksa Pembantu

Kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan dan perilaku kekerasan [fisik dan psikologis] yang dilakukan laki-laki kepada perempuan. Pelaku kekerasan terhadap perempuan biasanya [laki-laki] orang dekat perempuan yang menjadi korban. Misalnya ayah kandung dan tiri, suami, saudara laki-laki, teman kerja, majikan; maupun laki-laki pada umumnya, yang tidak dikenal korban sebelumnya. Kekerasan terhadap perempuan, pada umumnya terjadi di dan dalam rumah tangga ataupun keluarga besar; misalnya suami terhadap isteri; ayah terhadap anak perempuan, saudara laki-laki, paman terhada keponakan.

 Juga pada lingkungan pekerjaan, atasan terhadap bawahan perempuan, teman kerja, dan seterusnya; di lingkungan sosial, misalnya pembatasan fisik terhadap perempuan, ataupun perkosaan. Pada umumnya, laki-laki [para] pelaku kekerasan terhadap perempuan berasal dari keluarga yang penuh kekerasan dan mempunyai kelainan psikologis tertentu. 

Sedangkan perempuan korban kekerasan antara lain, anak kandung, anak tiri, pramubhakti, remaja usia sekolah, mahasiswa, karyawati, sampai ibu rumah tangga, bahkan anak-anak perempuan yang telantar. Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi di mana dan kapan saja, artinya tidak mengenal waktu dan tempat, serta siapa korbannya, dapat terjadi pada semua perempuan. 

Bentuk-bentuknya pun beraneka ragam, misalnya pukulan, tamparan, pembatasan kebebasan; pelecehan seksual ringan, misalnya tatapan mata menggoda, kata-kata vulgar, sampai sentuhan-sentuhan pada bagian-bagian tubuh tertentu; serta pelecehan seksual berat, seperti penelanjangan dan perkosaan. 

Pada umumnya, perempuan korban kekerasan, mengalami penderitaan dan trauma fisik dan psikologis akut; amarah, depresif, dan putus asa, sensitif, mudah curiga pada orang lain; dihantui berbagai phobia, sehingga menarik diri dari aktivitas hidup dan kehidupanya. 

Pada beberapa kasus, perempuan yang pernah mengalami kekerasan, menjadi anti sosial; represif; membalas dendam kepada banyak orang, walaupun sasarannya bukan laki-laki yang pernah melakukan kekerasan pada dirinya. 

Bentuk lain dari kekerasan terhadap perempuan, adalah berupa perdaganan wanita dan anak-anak. Yaitu, para perempuan dibujuk, dirayu, ditipu dengan berbagai janji [misalnya mendapat pekerjaan, perbaikkan nasib, dijadikan isteri, dan lain-lain], kemudian dijual kepada para germo atau mucikari, untuk dijadikan pekerja seksual komersial. Biasanya perempuan yang menjadi korban berasal dari pedesaan atau desa, dan sebagian besar di antara mereka adalah kaum miskin, kurang pendidikan, lugu, polos, serta berbagai ketidakmampuan lainnya.



Jumat, 25 Juli 2014

Laksamana Keumalahayati, Maritim dan Perempuan


Esther Wijayanti Saya ucapkan selamat atas terpilihnya Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2014-2019. Serta selamat untuk seluruh pendukung Jokowi-JK yang gigih berjuang melawan segala fitnah yang sedemikian keji.

Dua hal yang menggetarkan hati saya dalam pilpres kali ini adalah pidato yang dilakukan di atas kapal Phinisi, serta jumlah pemilih perempuan yang mendominasi pilpres kali ini. Artinya, perempuan Indonesia telah menentukan Presiden dan Wakil Presidennya.

Pidato di Kapal Phinisi, bagi kita bersama adalah sebuah pondasi tekad, sebuah monumen pengingat, untuk mengembalikan kejayaan maritim nusantara. Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di jalur perdagangan dunia. Dimana Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Lombok dilalui sekitar 63.000 kapal kargo per tahun, dan dilalui 15,2 juta barrel minyak per hari.

Jadi, soal maritim bukan semata soal ikan. Namun soal ketahanan nasional dan ketergantungan ekonomi dunia pada keamanan jalur perdagangan di perairan Indonesia.

Mengenai perempuan. Perempuan adalah faktor terpenting penentu masa depan bangsa. Perempuan yang mendapatkan pendidikan yang baik, akan mengurangi jumlah kematian bayi dan balita, mengurangi jumlah balita kurang gizi, dimana kekurangan gizi mengakibatkan otak tidak berkembang sempurna dan anak jadi tidak pintar. Secara masif, generasi yang tidak pintar ini akan menghasilkan tenaga kerja murah. Akibatnya, siklus kemiskinan bangsa berkelanjutan.

Sebagai contoh, lihatlah Aceh, tingkat kematian bayi di Aceh mencapai 100 per bulan, sementara pelajar Aceh terbanyak tidak lulus UMPTN. Ada hubungan antara rendahnya kesehatan ibu dan bayi berdampak pada harapan hidup bayi, mal nutrisi dan kepandaian / ketidak lulusan UMPTN. Terlepas dari faktor-faktor tambahan seperti infrastruktur, pendidikan, dan tingkat korupsi yang turut memberi kontribusi. Garis besarnya ada pada pendidikan ibu, kesehatan ibu, yang menentukan kualitas generasi berikutnya.

Oleh karenanya, sebagaimana Bapak Jokowi dan Jusuf Kalla mendeklarasikan kemenangan di kapal Phinisi sebagai pengingat kejayaan masa lalu nusantara, marilah kita juga mengingat bahwa masa depan nusantara berada di tangan perempuan yang menghasilkan generasi penerus berkualitas.

Rabu, 23 Juli 2014

Berikanlah 7 Manfaat ML Kepada Suami

137073944835039967

Masih cinta, sayang, suami khan …!? pastinya semua perempuan yang telah bersuami, mempunyai jawaban yang paling pas. Juga, mereka atau masing-masing mempunyai banyak cara khas untuk mengungkapkan cinta, dan kasih sayang tersebut.
Ada banyak cara ungkapkan cinta dan kasih sayang kepada suami; misalnya manjakan dirinya untuk urusan perut di meja makan, siapkan kebutuhan mandi, kerapihan pakaian ketika ia mau berangkat kerja, termasuk rapikan ikatan dasi, dan lain sebagainya.
Di samping itu, ada juga manjakan suami ketika ia atau bersama di ranjang, dan ini sangat penting  serta bermanfaat. Benar, sangat bermanfaat, jadinya kita jangan asal  ladenin atau layani dia, namun ikut berupaya agar ia pun mendapat manfaatdari kerja mesrah kita; jadi jangan sekedar bagaikan batangan pisang dingin, namun obat dan terapis yang hangat.
Lho ko’ …
137074623613198464Menurut Yourtango.com, dalamYou’re Keeping Him Healthy! 7 Shocking Benefits Of Sex For Men,;  ya ada seven benefit utama yang bisa kita berikan kepadanya, plus ditambah dari berbagai sumber lain, antara lain,
  1. Menguatkan jantung. Berikan diri kesempatan untuk berkeringat di ranjang minimla 3 kali/minggu, karena bisamengurangi risiko serangan jantung dan stroke

  2. Meningkatkan mood. Mood untuk yang satu itu, bisa muncul dengan sendirinya akibat kerja hormon, atupun karena proses yang muncul dari banyak hal, misalnya rayuan, aroma tubuh, dan kata-kata nakal dari kita. Mood pun, bisa muncul akibat (setelah) ML, karena otot-otot badan menjadi renggang dan lemas setelah olah raga paduan badan. Dengan demikian ML bisa menjaga suasana hati, menghilangkan stres akibat tekanan pekerjaan dan meningkatkan harga diri, menangkis depresi, serta menciptakan perasaan nyaman pada diri suami

  3. Tidur nyenyak. Ada semacam anekdot laki-laki beristeri, “Sulit tidur!? Tidurilah isterimu, dan/kemudian tidurlah dengan pulas atau nyenyak;” “Obat tidur terbaik adalah ML;” dan lain sebagainya. Anekdot itu memangsepenuhnya benar, karena pada umumnya sebagian besar laki-laki tertidur pulas setelah bertempur ranjang. ML pun bisa mempengaruhi kualitas tidur, dan menjaga kesimbangan berat badan; apalagi jika ia/suami (dan juga kita) mendapat orgasme setiap kali ML. Sebab, pada waktu orgasme, terjadi pelepasan hormon oksitosin atau hormon cinta yang merupakan zat tidur.

  4. Mengurangi risiko kanker prostat. ML secara teratur biosa melindungi suami dari kanker prostat. Berdasar Survei National Cancer Institute - USA, laki-laki yang mengalami rata-rata 21 ejakulasi/bulan memiliki risiko 33 persen lebih rendah terkena kanker prostat, daripada mereka yang hanya 4-7 kali ejakulasi/bulan

  5. Menghilangkan rasa sakit. Hasil survey menjukan bahwa laki-laki yang menghirup aroma aroma oksitosin dan kemudian ditusuk jarinya, ternyata tingkat rasa sakitnya menurun sampai setengah. (Aroma) Oksitosin juga bisa bewrtindak sebagai obat untuk mengurangi sakit kepala, migrain, dan sakit punggung.

  6. Tubuh fit, sehat, tak ada penumpukan lemak pada bagian-bagian tubuh tertentu. Ya, ML bisa merupakan fitnes gratis dan termudah, termuarah. Bayangkan saja, jika melakukan fitnes khusus ini selama 30 menit, maka membakar 200 kalori; bagaiman jika melakukannya 2 kali/hari (malam dan pagi), hasilnya akan luar biasa; bukan saja tubuh suami yang terjaga bentuknya, namun kita pun bisa tetap langsing. Tak percaya, coba aja deh

  7. Terlihat Muda lebih lama atau awet muda. Berdasar berbagai penelitian menujukan bahwa ML rutin, bisa membuat diri kita terlihat muda lebih hingga 10 tahun; demikian juga sang suami. Menurut survey dari British Medical Journal, menunjukan bahawa laki-laki yang memiliki frekuensi orgasme tinggi, memiliki tingkat kematian 50 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang jarang.
Tentu saja, semua manfaat itu tidak datang atau muncul, jika tanpa sikon awal yang mendukung, sikon hati, jiwa, rohani, kesehatan tubuh (termasuk bau badan serta aroma  atau wangi kamar), dan permaian pendahuluan yang menyenangkan

Selasa, 22 Juli 2014

Nilai-nilai Hidup dan Kehidupan

1381018077578986810
Nilai-nilai hidup dan kehidupan merupakan hasil kebudayaan; atau salah satu unsur kebudayaan adalah nilai-nilai hidup dan kehidupan? Kedua-duanya tidak dapat dipisahkan karena mempunyai kaitan erat. Jika kebudayaan dimengerti sebagai hasil cipta manusia untuk memperbaiki, mempermudah, dan meningkatkan kualitas diri; maka nilai-nilai hidup dan kehidupan merupakan hasil kebudayaan. Akan tetapi, jika kebudayaan dimengerti sebagai keseluruhan kemampuan [pikiran, kata, dan tindakan atau perbuatan] manusia; maka nilai-nilai hidup dan kehidupan merupakan unsur-unsur kebudayaan yang digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan sesuai sikonnya.
Pada interaksi antar manusia, biasanya mencerminkan etika, etiket, dan kata-kata maupun tindakan etis yang ada atau melekat pada diri mereka. Di samping itu, juga memperlihatkan nilai dan norma yang dianut atau diberlakukan dalam hidup dan kehidupannya. Menurut maknanya, etika, etiket, hal-hal etis, nilai, dan norma dapat berlaku atau mempunyai kesamaan secara universal.
Akan tetapi, jika diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk kata dan tindakan serta perilaku dalam interaksi antar manusia; maka berbeda sesuai sikon serta lingkungan interaksi itu terjadi. Orang-orang di benua Amerika, Eropa, Asia mempunyai pengertian atau pun pemahaman yang relatif sama tentang etika, etiket, hal-hal etis, nilai, norma. Namun, ada kata-kata, tindakan, dan perilaku keseharian yang telah menjadi kebiasaan orang-orang Amerika dan Eropa yang berbeda dengan masyarakat Asia maupun Afrika, dan seterusnya. Dan jika kebiasaan-kebiasaan itu dipraktekkan pada sikon Asia, maka dianggap [atau pun disebut dan dituduh] tidak etis dan tak sesuai nilai-nilai atau pun norma ketimuran, dan lain sebagainya.
Sedangkan hidup dan kehidupan merupakan seluruh aspek yang bertalian dengan manusia serta kemanusiaannya; dalam hubungannya dengan sesama dan Ilahi.
Jadi, nilai-nilai hidup dan kehidupan merupakan keseluruhan tampilan diri, sikap, kata, perbuatan manusia sesuai sikonnya. Nilai-nilai hidup dan kehidupan manusia biasanya dipengaruhi oleh masukan-masukan dari luar dirinya sejak kecil. Hal-hal tersebut, antara lain,
  • agama atau ajaran-ajaran agama, biasanya bersifat mutlak; artinya tertanam dan berakarnya nilai-nilai dalam diri seseorang, yang kadang telah menjadi prinsip hidupnya, merupakan akibat dari pemahaman keagamaan yang kuat dan mendalam; dan seringkali ia tidak bisa menjelaskan alasan-alasan mempunyai prinsip [yang mungkin orang lain menganggap sebagai suatu kekakuan], namun karena imannya, ia tetap pada pendiriannya
  • norma atau pun kebiasaan yang berlaku dalam komunitas; norma-norma yang berlaku pada suatu komunitas biasanya bersifat warisan bersama; artinya semua anggota komunitas menyetujui dan mempraktekkannya. Karena merupakan warisan bersama, maka hal itu terus-menerus diturunkan kepada generasi berikut; dan bisa dipakai sebagai salah satu indentitas bersama pada komunitas tersebut; dengan demikian, sampai kapan atau dimana pun ia berada, maka selalu mempertahankan nilai-nilai tersebut
  • pendidikan formal dan informal, disiplin, latihan, bimbingan orang tua maupun guru; semuanya itu merupakan penanaman nilai-nilai yang dilakukan sejak dini oleh orang dewasa ke dalam diri seseorang atau anak-anaknya. Proses penanaman itu dilakukan secara sengaja maupun tidak, dengan tujuan tertanam nilai-nilai luhur, baik, dan benar, yang menjadikan seseorang, dapat diterima oleh sesamanya
  • interaksi sosial yang membawa perubahan pikiran dan tujuan mengungkapkan kata serta melakukan tindakan
  • pengalaman serta wawasan yang didapat karena adanya interaksi dengan orang lain serta keterbukaan menyerap hal-hal baru
Dengan demikian, ada kesamaan nilai-nilai hidup dan kehidupan yang ada di suatu komunitas masyarakat; kesamaan yang berlaku dan diterima oleh seluruh anggota komunitas. Hal tersebut, termasuk nilai-nilai keagamaan, berlaku untuk semua umat yang menganut agama. Walaupun demikian, pada masing-masing orang [tiap-tiap pribadi] ada nilai-nilai yang khas, sesuai dengan masukan-masukan yang didapatkannya. Dan bisa saja [seringkali] terjadi, nilai-nilai hidup dan kehidupan pada pribadi seseorang berbeda dengan yang berlaku dalam masyarakat. Nilai-nilai hidup dan kehidupan dalam masyarakat pun mempunyai aneka perbedaan tertentu karena berbagai latar belakang anggotanya.
Masukan-masukan [ajaran] keagamaan yang dominan pada seseorang sangat mempengaruhi nilai-nilai hidup dan kehidupannya. Orang yang mempunyai nila-nilai keagamaan yang baik, kokoh, dan kuat, akan menjadikan ia mampu bersifat kritis terhadap hal-hal ada di sekitarnya. Namun, nilai-nilai hidup dan kehidupan yang dominan [karena] ajaran agama tidak boleh menjadikan fanatisme keagamaan yang sempit. Nilai-nilai keagamaan dapat menjadi suatu saringan untuk mampu menahan diri terhadap semua pengaruh buruk. Dengan itu, jika seseorang yang mendapat masukan-masukan ajaran Kristen, maka ia akan mempunyai nilai-nilai kristiani dalam hidup dan kehidupannya.

Sabtu, 19 Juli 2014

Bahaya Fragmentasi Pada Perempuan Usia 40an

Fragmentasi yang dimaksud di sini adalah hubungan antara manusia pada suatu rentang waktu dan lokasi tertentu. Artinya, pada suatu lokasi tertentu, terjadi hubungan antar manusia yang penuh keakraban, tulus, jujur, dan penuh keramahan; namun kemudian menjadi putus setelah mereka keluar dari lokasi tersebut; lamanya hubungan itu, terbatas pada keberadaan pada lokasi mereka berhubungan.
Fragmen artinya bagian-bagian kecil suatu benda, namun masih terlihat ciri-ciri asalnya; fragmen juga bermakna babak atau bagian dari suatu sandiwara atau drama. Tetapi, fragmentasi yang dimaksud di sini adalah hubungan antara manusia pada suatu rentang waktu dan lokasi tertentu. Artinya, pada suatu lokasi tertentu, terjadi hubungan antar manusia yang penuh keakraban, tulus, jujur, dan penuh keramahan; namun kemudian menjadi putus setelah mereka keluar dari lokasi tersebut; lamanya hubungan itu, terbatas pada keberadaan pada lokasi mereka berhubungan.
Pada umumnya fragmentasi yang terjadi atau terbangun itu, mendatangkan manfaat pada orang lain [biasanya orang-orang dekat]; hubungan timbal balik yang erat, dan hanya terjadi pada rentang waktu dan tempat tertentu.
Misalnya, hubungan baik antara guru dengan orang tua, selama anaknya menjadi murid atau belajar di sekolah tertentu. Melalui hubungan itu, orang tua mengharapkan anaknya mendapat perhatian lebih dari guru. Tetapi, ketika anaknya lulus, maka keakraban hubungan yanag pernah terbangun menjadi hilang, bahkan seakan tidak pernah saling mengenal. Bisa juga terjadi ketika interaksi di tempat duduk pesawat, KA, bus antar kota, dll, ada percakapan yang akrab, namun setelah sampai di tujuan, maka terlupakan dan saling melupakan;
Interaksi sosial, rakyat Indonesia, bangsa dan negaraku, juga hampir sama; setiap hari ada atau terjadi hubungang, namun cepat sekali saling melupakan, dan bahkan menjatuhkan dengan nada amarah serta kebencian.
Fragmentasi, sesaat menyatukan karena untuk mencapai tujuan yang sama dan hampir sama; dan setelah mencapai tujuan, kembali saling tak mempedulikan.
Fragmentasi menjadikan persahabatan, hubungan, koalisi, keakraban dan hubungan antar manusia menjadi SEMU, berdasarkan kepentingan dan keuntungan; tidak ada perhatian, tidak ada kasih, tidak simpati dan empati; semuanya penuh “demi tujuan atau mencapai tujuan”

 13776579451088370585

\Saya tak perlu menjelaskan tentang Fragmentasi, karena LAMPIRAN-SUPLEMEN di atas, sudah cukup menjelaskan apa dan makna Fragmentasi.

Perempuan usia 40an di sini, adalah mereka, para isteri yang selain sebagai ibu rumah tangga, juga berprofesi sebagai perempuan kantoran. Perempuan Kantoran di perusahan swasta, pns, atau pun tenaga akademik di PT dan lain sebagainya; dengan segala bentuk kesibukan di luar rumah (dan tidak didampingi suami).
Tugas rangkap Perempuan Kantoran seperti itu, tak jarang melakukan perjalan sendiri (dengan pesawat, Kerta Api, atau pun mobil travel), bahkan berlama-lama di luar rumah bersama dengan rekan kerja, bisnis, klien, atau pun orang-orang penting lainnya. Tak menutup kemungkinan, setelah meeting, harus juga lunch, dinner atau terpaksa nginap sendiri di luar kota, jauh dari suami dan keluarga.
Dalam sikon seperti itulah, kadang muncullah para penggoda yang tak di sangka; mereka ada bisa saja rekan kerja, rekan bisnis, klien, atau yang tadinya meeting bareng, dan sejenisnya; dengan alasan yang dicari-cari, ingin ngobrol atau bertemu dengan/dalam keadaan santai serta bukan urusan pekerjaan atau ngobrol lainnya.
Sebagai orang Timur, dalam budaya ketimuran, tentu saja, jika menolak, maka bisa dianggap sombong, angkuh, atau pun tak bersahabat, dan lain sebagainya. Sebaliknya jika menerima ajakan ngobrol, maka mengurangi waktu istirahat, ataupun mudah terlihat orang lain (yang tak tahu menahu urusannya), kemudian bisa menjadi bahan omongan sekaligus fitnah.
Fragmentasi karena tugas/kerjaan itulah yang sering menjadi godaan (pda dan terhadap) perempuan pekerja. Mereka mungkin saja, kekasih yang setia, ibu yang baik, serta isteri yang sangat mencintai suaminya, akan tetapi kebersamaan karena pekerjaan dan tugas, bisa terjerat dalam sisi selanjutnya dari Fragmnetasi. Bisa saja memunculkan atau berdampak pada bobo bareng/ML karena sama-sama terbuai dengan sikon, walaupun mereka sebelumnya bukan selingkuhan. Kemudian, berlanjut serta berlanjut pada hal-hal yang di luar dugaan lainnya.
Melihat peluang dan kenyataan yang bisa seperti itu, apa yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan dan jaga diri!? perlu, karena sekuat dan sekokoh apapun perempuan kantoran, ia bukan malaikat suci yang imun terhadap godaan lawan jenis. Oleh sebab itu, harus mempunyai kekuatan dan senjata untuk melawannya.
Ya, godaan bisa saja datang dan selalu ada; dan itulah sifat si penggoda. Penggoda selalau menggoda, namun tergantung dari yang digoda, mau tergoda atau tidak.
Berdasar pengalaman, ada senjata ampuh, yaitu ketegasan; tegas berkata tidak, dilanjutkan dengan menolak; dan terus menerus tegas serta menolak. Karena jika sekali saja tidak tegas dan tak menolak, maka itu akan menjadi pintu masuk untuk hal-hal berikutnya.
Dan lebih dari itu, kita bisa kembali pada makna Fragmentasi tersebut, ” …. ada percakapan yang akrab (ketika uruasan tugas dan pekerjaan), namun setelah selesai, maka terlupakan dan saling melupakan, ….”  Di sini, hubungan terjadi hanya berdasar fungsi, kerjaan, dan tugas, tak lebih dari itu; sehingga tak peluang atau membuka kesempatan untuk hal-hal yang bisa saja membuat jutuh ke dalam jurang ketidakberesan.

Ciri ABG yang Sudah ML





1349174279694739676 


UNTUK PARA AYAH-IBU. SEKS = jenis kelamin, organ reproduksi; SEKS MANIAC = manusia yang mempunyai nafsu seks  yang sangat berlebihan; SEKSUAL = segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin – persetubuhan laki-laki dan perempuan; SEKSUALITAS = Ciri, sifat, peran seks; dorongan seks; kehidupan seks.

Secara sederhana, seks, seksual, dan seksualitas, merupakan sesuatu yang indah, karena merupakan ciptaan TUHAN; sesuatu yang suci untuk suami-isteri; bertujuan untuk prokreasi atau pertambahan kuantitas [jumlah] umat manusia. Seks juga merupakan salah satu bentuk pengungkapan kasih sayang sekaligus  puncak kemesraan antara suami-isteri, agar terlahir atau ada generasi penerus.

Seks, Seksual, dan Seksualitas seringkali merupakan sesuatu  yang  mudah dan biasa, tetapi bagi beberapa orang -ataupun kelompok masyarakat- adalah hal tabu dan terlarang.  Konsep yang dualistis ini menjadikan sikap dan pandangan terhadap perilaku seks dan seksuaslitaspun menjadi berbeda. Ada orang yang menganggap seks dan seksualitas tidak perlu dibahas, karena manusia akan memahaminya berdasarkan dorongan naluri seksual dalam dirinya. Tetapi ada juga yang ingin mengetahui seluk beluknya dengan baik dan benar sehingga mempunyai penilaian yang tidak keliru tentang seks dan seksualitas.

Dengan demikian, seks menjadi sesuatu yang mudah, tetapi sekaligus sering merupakan permasalahan yang mencolok serta cukup kompleks.  Kompleksitas tersebut terjadi karena menyangkut hubungan intim suami-isteri, serta pemahaman dan penghayatan seks bagi anak-anak dalam tumbuh kembangnya.
Kenikmatan Seks-seksual (biasanya didapat) melalui perkawinan/pernikahan, itu bisa terjadi pada manusia (laki-laki dan perempuan) yang menikah; namun bisa juga didapat dengan cara tidak biasa.” Artinya, orang bisa melakukan itu sebagai sex pra-nikah (yang melakukan ml sebelum menikah, pada usia remaja sampai dewasa); dan sex di luar nikah (orang yang sudah menikah, namun ml dengan laki-laki atau pun perempuan yang yang bukan isteri/suaminya).

Sex pra-nikah, (di sini, perkawinan tak berfungsi dalam dunia sex ini) telah terjadi dan merambah kesegenap lapisan usia; setiap laki-laki dan perempuan setelah akil balig, bisa melakukannya. Ada banyak peluang (dan sangat gampang didapat) untuk itu. Akibatnya, tak sedikit kehamilan pada usia remaja, kematian akibat gagal aborsi, dan tak terhitung anak yang terlahir sebelum menikah. Sex pra-nikah (SPN), bisa terjadi pada mereka (pasangan) yang masih pacaran, mereka (pasangan) sudah bertunangan, atau pun laki-laki dan perempuan usia dewasa yang belum menikah (namun butuhpenyaluran energi seksnya); bisa dilakukan dengan pacar, tunangan, ttm, atau pun dengan laki-laki dan perempuan yang berprofesi sebagai pekerja sex komersial.

SPN bisa terjadi atau pun dilakukan oleh siapa pun, termasuk anak-cucu kita (anda dan saya); semua abg dari berbagai latar belakang (sosial, agama, pendidikan, dan lain-lain) berpeluang sama, mereka bisa lakukannya; apalagi sikon sekarang yang penuh dengan gegap gempita pergaulan bebas, semuanya membuka peluang serta mempermudah abg melakukan spn. Laporan media massa menunjukkan bahwa, tak sedikit abg (usia pelajar kelas enam dan smp), sudah mengenal dan melakukan spn.


Hal di atas, bukan untuk menakutkan anda (para ayah dan ibu, yang mempunyai abg putera/i); Bagaimana mendeteksi dini hal tersebut atau mengetahui jika  mereka telah melakukan spn?
Untuk mengetahui sudah pernah atau belum pernah, cuma ada satu yang paling gampang dan efektif, yaitu kejujuran dan pengakuan sang anak. Hal ini/itu hanya terjadi melalui proses dialog yang cukup panjang antara sang anak dengan ayah-ibu; kecuali, jika mereka (terutama remaja puteri)  telah hamil.


Lalu, bagaimana bisa mencapai dialog tersebut!? Jika tak mampu melihat tanda-tanda bahwa mereka (sang anak, si abg tersebut) telah melakukan spn!? Ada banyak informasi tentang cara melihat ciri-ciri abg sudah melakukan spn;namun itu tidak mutlak terjadi, bisa berbeda antara satu abg dengan yang lainnya.  
Sehingga yang lebih utama dari sekedar melihat ciri-ciri fisik tersebut adalah hubungan psikhologis antara ayah-ibu dan anak; hubungan yang saling terbuka, jujur, saling menghargai, dan bahkan keseganan,  satu sama lain. Ada baik lihat ciri-ciri berikut, 
 PUTERI
  1. Ujung mata didekat hidung menurun ke arah dalam kearah dalam; ini yang paling umum 
  2. Rambut tipis dipinggir pelipis, dekat telinga tidak tegak berdiri. 
  3. Lengan, dekat bahu, tidak tipis. 
  4. Pinggir  paha belahan terlihat nyata alias tidak bulat lagi. 
  5. Terlihat urat pada betis, bukan varises
  6. Jika jari kelingking dipegang langsung keringat dingin, salah tingkah 
  7. Bentuk pinggul yang turun ke bawah
  8. Jika sudah sering melakukan hubungan intim biasanya sebagian besar wanita akan mengalami pembesaran pada daerah panggul 
  9. Jika masih baru melakukan hubungan, bias terlihat dari cara jalan yang agak rikuh dan menahan sakit 
  10. Mungkin ada yang lain … !?
 PUTERA
  1. Perut pada bagian pinggang terlihat  kendor 
  2. Jika mengetok bagian lutut, maka berbunyi nyaring 
  3. Pinggul turun 
  4. Sering tau lebih mudah lemas – lelah 
  5. Tampak di leher, sudah keluar jakun 
  6. Suara lebih ngebas 
  7. Jika melihat perempuan sexy, mata tertuju ke wilayah paha dan dada  
  8. Ada yang lain …. !?
Sekali lagi, ciri-ciri tersebut di atas tidak mutlak - tidak merata - tidak sama untuk semua abg; bisa saja berbeda satu sama lain.  Oleh sebab itu, ada baiknya, anda memperhatikan serta mempunyai kepekaan  terhadap perkembangan abg anda. Tanpa itu, maka bisa saja anda tak pernah tahu adanya perubahan-perubahan radikal yang terjadi atau ada pada mereka.
 

MALU dan TAK TAHU MALU

Malu bermakna merasa sangat tidak enak hati, hina, rendah, tak mampu, karenna berbuat sesuatu yang kurang baik (kurang benar, berbeda dengan kebiasaan, mempunyai cacat atau kekurangan, dan sebaganua); segan melakukan sesuatu karena ada rasa hormat; merasa renda karena berada di tengah-tengah orang penting. Memalukan, bermakna menjadikan (menyebabkan, memberi) diri sendiri dan orang lain (menjadi) malu; atau mempermalukan, membuat diri sendiri  malu. Kemaluann, adalah sesuatu yg menyebabkan malu; alat kelamin (laki-laki atau perempuan). 
Pada dasarnya, semua manusia normal  (sehat fisik, sehat rohani, sehat jiwa) mempunyai rasa malu, serta pahami betul hal-hal apa saja yang membuat dirinya kehilangan rasa malu sehingga menjadi tak tahu malu.Pemahaman itu, menjadikan dirinya berhati-hati bila berbicara, bertindak, atau pun melakukan sesuatu.
Itu, sedikit makna  malu …. lalu bagaimana dengan tak tahu malu!?
Gampangnya, tak tahu malu adalah kebalikan dari malu. Tidak tahu tahu malu tak sederhana itu, melainkan datang dari dalam jiwa/diri seseorang. Tak tahu malu bisa dan biasanya dikategorikan ke dalam
  • tak tahu malu sesaat - sementara,
  • tak tahu malu karena gangguan medis atau penyakit fisik
  • tak tahu malu karena gangguan jiwa
Tak tahu malu sementara. Biasanya terjadi karena adanya dorongan atau kebutuhan yang sangat mendesak, sehingga kesampingkan rasa malu, segan, agar bisa melakukan sesuatu sesuai kebutuhan saat itu. Misalnya, seorang bawahan yang harus membawa sesuatu ke/pada bosnya (yang sementara) meeting dengan koleganya; ia segan, namun harus lakukan; ia kesampingkan semua keseganannya, sehingga berani hadir di tengah-tengah orang (yang menurutnya tak sebanding dengan dirinya). Bisa juga, anak muda yang membuang rasa malunya, untuk menyatakan cinta ke orang yang ia naksir. Rasa tak tahu malu seperti ini, cuma sesaat, dan kadang menjadi bahan lucu-lucuan, jika diingat atau diceritakan kepada yang lain. Termasuk di dalamnya tak tahu malu karena terpaksa atau dipaksa sehingga sesaat tak tahu malu.

Tak tahu malu karena gangguan medis atau penyakit fisik. Ini biasa dan biasanya terjadi pada orang yang sakit, alami kecelakaan, atau gangguan fisik lainnya. Ia tak mampu untuk mengkontrol anggota tubuh atau bagian tubuh sehingga terbuka atau terlihat umum. Mungkin saja, ia sadar dan menyadari tentang ada hal-hal dalam dirinya (yang tertutup, membuat dirinya malu, dan lain sebagainya) terbuka/terlihat, tetapi karena ada gangguan medis, maka cuma diam, menahan rasa malu.

Tak tahu malu karena gangguan jiwa. Tak tahu malu seperti ini, terjadi pada orang-orang yang sakit jiwa, gangguan jiwa akut, sinting, gila, dan sejenisnya; misalnya mereka yang jalan - lari telanjang dengan keadaan kumuh - kotor, dan lain sebagainya. Atau, bisa saja mereka yang tahu malujenis ini, terlihat sehat - segar - normal, akan tetapi jiwanya sakit atau mengalami gangguang jiwa. Orang yang seperti ini, benar-benar urat malunya sudah putus, sehingga ia berkata, bertindak, bahkan menulis sesuatu, dengan enaknya, tanpa rasa malu.  Parahnya, orang-orang seperti ini, tidak tahu dan tak menyadari diri bahwa ia mengidap sakit jiwa - gangguan jiwa serta perlu di tolong. Ia berlaku layak seperti orang normal, tetapi akibat dari kata-kata, tulisan, tindakannya, orang lain langsung bisa menilai bahwa sumbernya adalah orang yang sakit jiwa.

Nah, perilaku tak tahu malu itu, merambah dan ada pada banyak orang; ada pada anggota parlemen - jajaran/aparat pemerintah yang korup, tokoh agama, anak-anak sampai dewasa, maling, pelanggar ham, termasuk para pengguna Facebuk, Twitter, dan seterusnya. Tandanya adalah, mereka selalu berkomentar dengan kata-kata kasar, benafaskan kebun binatang, serta tanpa mempertimbangkan etika serta nilai-nilai etis
Mereka-mereka ini, termasuk manusia normal, atau setengah normal (!?), yang mengidap gangguan rohani dan penyakit jiwa, yang syaraf malunya sudah putus.  Akibatnya, melakukan - berbuat banyak hal yang memalukan namun tak merasa malu. Mereka bukan saja tak ada rasa malu atau tak tahu malu, namun sekaligus mengidap sakit jiwa, dan cenderung gila (cepat atau lambat akan gila, dan lari-lari telanjang di jalan).

Sungguh Tragis 

Jumat, 18 Juli 2014

Perempuan-perempuan Perkasa Bersiap Melawan ISIS

Akhir Juni yang lalu, tepatnya Minggu 29/6, para pemberontak yang melawan Irak dan Suria mengdeklarasikan Negara Khilafah Islam; mereka tergabung dalam Islamic State in Iraq and the Levant atau ISIL, mengumumkan pembentukan negara Khilafah Islam, dengan wilayah hasil rampasan antara Irak dan Suriah (Provinsi Diyala di Irak ke Aleppo di Suriah). Pemimpin pembrontak Abu Bakr al-Baghdadi, melalui rekaman audion yang disebar secara online, menyatakan diri sebagai KHALIFAH dan “pemimpin bagi umat Islam di mana saja.” Menurut juru bicara ISIL Abu Mohammad al-Adnani,
“Dewan Syura dari Negara Islam sudah bertemu dan membahas kekhalifahan, dan memutuskan untuk mendirikan negara Islam dan untuk menunjuk khalifah untuk negara kaum muslimin.
Kata-kata ‘Irak’ dan ‘Levant’ telah dihapus dari nama Negara Islam di koran dan dokumen resmi, Hal itu menggambarkan khalifah sebagai mimpi di semua hati umat Islam dan harapan semua jihadis.”
 Belakangan, dunia lebih menyapa mereka Islamic State in Iraq and Shama atau ISIS; ISIS menjadi terkenal dan mendunia, dangan segala ambisa serta rencana besar mereka, termasuk akan menyerang Kota Mekkah dan menghancurkan Ka’aba (mereka pikir, gampang dan mudah; jika itu terjadi maka akan muncul pasukan Muslim dari berbagai penjuru Dunia untuk mempertahankan Mekkah dan Ka’abah).
Itulah ISIS. Mereka berhasil membangun kekhilafan baru berdasar cara-cara kekerasan dan pertumpahan darah; bahkan menghukum mati siapa pun  yang berani menantang yang tak sepaham dengan mereka. Ulama-ulama dan rohaniawan Syiah, Sunni, Kristen Ortodox yang mencoba ajakan perlawanan melalui khotbah, cepar atau lambat gugur dimakan pedang atau pun senjata mereka. Kantong-kantong Kristen Ortodox di Iraq, dan dalam kekuasaan mereka, harus membayar pajak orang kafir kepada mereka.
Kini, nyaris tak ada yang bisa melawan ISIS. Rezim Suriah, yang kini tertatih-tatih masih bertahan dengan bantuan dari Iran, dan entah dari mana; mereka cuma bertahann hidup.

Tapi, nanti dulu, Kompas.com dan BBC Indonesia melaporkan hal baru, ada kelompok Pejuang Perempuan yang sementara mempersiapkan diri melawan dan menghancurkan ISIS.

Shaimaa Khalil, wartawan BBC,  berhasil menemukan lokasi pelatihan militer di pinggiran Sulaimaniya, salah satu kota otonomi Kurdistan, Irak utara. Di tempat tersebut, sejumlah perempuan dari suku Kurdi, yang sementara bersiap-siap untuk bertempur melawan ISIS. Mereka adalah unit perempuan dari Peshmerga, Pasukan Keamanan Daerah Kurdistan.

Komandan Unit, Kolonel Nahida Ahmed Rashid, mengatakan unit ini dibentuk tahun 1996 untuk melawan loyalis mantan Presiden Saddam Hussein. Unit ini terdiri dari beberapa ratus pejuang perempuan yang semuanya merupakan relawan. Hanya beberapa yang pernah bertempur, tetapi banyak mengatakan kepada komandan mereka, ingin berjuang sejak ISIS menduduki sebagian besar wilayah Irak utara dan barat bulan lalu. Menurut Kolonel Rashid,

” … pasukan perempuannya berlatih setiap hari dan siap bertempur.Mereka telah dilatih dengan pasukan khusus. Beberapa sudah berjuang bersama rekan-rekan pria dan saya akan mengirim beberapa orang ke Kirkuk segera. Saya sendiri belum lama ini berada di Kirkuk.
Para keluarga sangat mendukung keputusan anak dan saudara perempuan mereka untuk bergabung dengan pasukannya.
Saya punya anak perempuan, dia berusia 10 tahun, dan ketika dia melihat video serangan ISIS di Facebook dan di internet, dia bilang: ‘Tolong ibu, kalau ibu pergi bertempur, tolong bawa saya.
Salah seorang perempuan di unit tersebut adalah Awas Tawfiq (Awas Tawfiq adalah seorang ibu dari dua anak laki-laki remaja. Ia bercerai dari suaminya. Dia menghabiskan dua hari seminggu di tempat militer dan empat hari lainnya bersama anak-anaknya), yang bertempur menyatakan bahwa, “Saya sangat senang. Saya sudah berlatih selama delapan tahun untuk ini; saya tidak takut, saya tahu saya akan membela negara saya, saya sangat bersemangat untuk pergi.” (kompas.com/bbc indonesia).

Mereka adalah perempuan-perempuan pejauang; perempuan-perempuan pemberani.  Perempuan-perempuan yang terpanggil, karena berbagai alasan, untuk membebaskan kaum, bangsa, dan negaranya dari ambang kehancuran dan kepunahan, akibat perang serta pertumpahan darah.

Paling tidak, perempuan-perempuan Kurdi/Kurdiztan ini, suku yang terkenal mempunyai militansi, daya tahan dan juang sangat tinggi, selain Gurkha dan Yahudi, yang akan bertempur melawan ISIS ini, telah berani mengambil keputusan yang sama dengan kaum lelaki; berjuang untuk bangsa dan negara.

Unit perempuan Peshmerga, perempuan-perempuan Kurdi ini telah berani melepaskan diri dari, umumnya perempuan di Timur Tengah dan belahan dunia ketiga lainnya, yang bersahabta dengan kesedihan, tertindas, dan penuh ketragisan, serta tanpa suara dan keputusan untuk diri sendiri. Dan pada umumnya menjadi manusia kelas dua, yang sewaktu-waktu bisa diperalat oleh siapa pun.

Dengan demikian, jika kemarin-kemarin, kita mendengar (dan meliaht melalui vidio di Yotube), ada perempuan-perempuan dari Afrika yang melakukan jihad sex di Suriah, maka kali ini beda. Pejuang perempuan dari suku Kurdi, lepas dari meraka akan menang atau kalah, akan terjun ke medan pertempuran, bukan sebagai sasaran hawa nafsu, melainkan meredam amarah, kemarahan, serta berjuang untuk menciptakan damai serta perdamaian.

Mari, kita menanti dengan sabar keberhasilan unit elite perempuan Peshmerga, Pasukan Keamanan Daerah Kurdistan tersebut. Apakah mereka berhasil atau malah menjadi korban. Nyatanya, hingga sekarang, belum terdengar kelompok-kelompok pemberontak di antara wilayah Suria dan Irak yang berhasil atau mencoba menyerang wilayah Kurdistan; tentu mereka harus berhitung untung ruginya jika berhadapan dengan Pasukan Kurdsitan yang terkenal juara bertempur di karang-karang, cadas, dan padang pasinr, dan terkenal di Dunia sejak masa lalu.

Selamat Berjuang Teman-teman Perempuan.

Selasa, 08 Juli 2014

Perempuan (yang) Tertindas

Anda pernah baca kutipan ini “Kekerasan terhadap perempuan, adalah tindakan dan perilaku kekerasan (fisik dan psikologis) yang dilakukan laki-laki kepada perempuan. Pelaku kekerasan terhadap perempuan biasanya (laki-laki)orang dekat perempuan yang menjadi korban. Misalnya ayah kandung dan tiri, suami, saudara laki-laki, teman kerja, majikan; maupun laki-laki pada umumnya, yang tidak dikenal korban sebelumnya, .  .”
Ketika membaca tulisan tersebut, di sela-sela tugas sebagai seorang kecil pada salah satu PTS terkemuka di Negeri ini, saya mau menjawab - memberi komentar, namun tak bisa, karena belum bergabung di Kompasiana.

Kisah perempuan yang sedih, tertindas, dan penuh ketragisan, bukan cuma ada di Jawa Barat, namun di mana-mana, pada berbagai penjuru Dunia, terutaman negara-negara miskin dan terbelakang, dan berkembang. Pada sikon sosio-kultural mereka, pada umumnya perempuan menjadi manusia kelas dua, yang sewaktu-waktu bisa diperalat oleh siapa pun.

Perempuan bisa sebagai sasaran amarah, pembunuhan, jual beli, bahkan menjadi alat tukar para lelaki dan juga oleh sesama perempuan. Pada kesempatan itu, perempuan hanya dan harus menerima keadaan, dan tanpa bisa menolak.

Di banyak tempat di negeri ini, sikon perempuan tak jauh berbeda. Mereka bisa berhenti sekolah demi saudara laki-lakinya; mereka bisa menikah/kawin mudah demi status ekonomi dan sosial orang tua; mereka pun, bisa menjadi isteri tanpa keterikatan administrasi agama dan negara, karena bisa dan dibolehkan. Mereka pun, bisa membawa keuntungan sangat besar pada orang-orang yang menjual dirinya.

Kadang, hati ini menjerit, namun suara jeritan tersebut tak terdengar, karena hanya hanya suara seorang perempuan biasa yang terkurung di atara tembok rumah, kampus, kamar; serta tembok besar yang tak terlihat di sekitar ku. Mau menangis, namun air mata tak mengikuti perintah hati untuk cengeng.

Tembok-tembok yang terlihat, masih bisa diterjang dan dilewati perempuan; namun tembok-tembok besar yang tak telihat lebih mengekang, menakutkan, dan membatasi kebebasan gerak seorang perempuan, sehingga ia, hanya nerima banyak hal dari luar dirinya dan bukan keinginan jiwanya.

Ah … masih banyak dan banyak lagi; namun cukup untuk hari ini 

RH/OurOI

Perempuan Pekerja, Perempuan yang Melayani


Dalam anggapan umum, kerja dan berkerja selalu mendapat upah atau sejumlah uang. Namun, pada kenyataannya tidak semua pekerjaan menghasilkan upah, tetapi juga kepuasan, keindahan, dan ketertiban ataupun orang lain merasa nyaman. Misalnya, seorang isteri yang bekerja di rumah, ia tidak menuntut upah dari suaminya, namun mendatangkan keindahan serta kenyamanan pada seluruh anggota keluarga. Pada konteks itu, sang ibu rumah tangga telah melakukan ministry atau melayani seluruh isi rumah. Berbeda dengan pembantu rumah tangga, ia melakukan serviceatau pelayanan karena ada upah yang akan didapatkannya.

Kerja dan hasil-hasil pekerjaan merupakan salah satu upaya untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan hidup dan sekaligus perbaikan keadaan sosial-kultural manusia. Kerja mempunyai nilai kepuasan dan ekonomi, sehingga merupakan usaha untuk mencapai kesejahteraan serta perubahan kualitas hidup dan kehidupan.

Nilai kepuasan dan ekonomi tersebut dirasakan (berdampak) pada orang yang bekerja serta institusi yang memberikan pekerjaan. Kepuasan karena mendapat upah yang layak serta sesuai tingkat pendidikan, ketrampilan dan kemampuan pekerja. Serta nilai kepuasan ekonomi yang didapat pemberi pekerjaan karena adanya keuntungan dari hasil kerja para pekerja.

Kerja (dan juga profesi) merupakan suatu tugas yang mempunyai makna, tujuan, dan nilai ganda; yaitu nilai kemanusiaan yang menyangkut sosial, ekonomi, budaya; serta nilai Ilahi. Kerja mengandung nilai kemanusiaan, karena merupakan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya; serta melalui hasil (upah yang didapat) kerja, kehidupan dapat terus berlangsung. Kerja mempunyai nilai Ilahi; artinya melalui kerja manusia melaksanakan tugas dalam dunia milik TUHAN.

Karena adanya nilai ganda dalam bekerja tersebut, maka hasil kerja berupa upah, jasa, dan kepuasan dapat bermanfaat untuk orang lain, misalnya, anggota keluarga, masyarakat, maupun keuntungan pada pemberi kerja.

1357355431569335475Jadi, jika seorang perempuan kerja, bekerja, pekerjaan di office, di rumah, atau di mana saja, ia telah melakukan peran ganda; yang menyangkut serta berdampak ke/pada banyak orang. 

Pada umumnya, walau ia  adalah isteri dari seorang suami yang pekerja, hasil kerjanya, tidak untuk diri sendiri, namun kepada semua yang ada didekat dan dalam hatinya. Juga pada umumnya, perempuan pekerja biasanya lebih peka melayani hidup dan kehidupan (dalam arti ringan untuk membantu dan menolong sesama, dangampang menggunakan hasil kerjanya untuk menutupi kekurangan dalam keluarga) daripada laki-laki.

RHUDOYO/OI

Program KB Sebagai Salah Satu Cara Mengatasi Kekerasan terhadap Anak

Saya setuju dengan pendapat bahwa, “Hampir semua anak (-anak) dilahirkan karena keinginan ayah-ibunya (ini juga berarti, ada anak yang dilahirkan di luar rencana). Walaupun ada penyebutan anak di luar nikah, lebih bermakna anak yang dilahirkan sebelum sang ibu menikah; sedangkan perbuatan yang menjadikan anak itu ada, merupakan tindakan yang penuh kesadaran.” Dan, memang kenyataannya bahwa, ketika ia/mereka dilahirkan, tak ada yang protes, mengapa terlahir-dilahirkan dari ibu yang ini dan bukan yang itu; lho kok ayahku yang ini, bukan yang itu.

1358040942696960999Idealnya, setiap anak (-anak) mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan anak (misalnya bertambah besar, pintar, dan lain-lain) di tengah keluarganya, sangat berkaitan dengan berbagai faktor yang saling melengkapi satu sama lain. Semuanya itu, sekaligus menjadikan anak mampu berinteraksi dengan hal-hal di luar dirinya (misalnya orang tua, adik-kakak, teman sebaya, tetangga, sekolah, masyarakat, dan lain-lain).
Seiring dengan itu (perubahan, pertumbuhan, perkembangan), seringkali terjadi benturan-benturan ketika anak berhadapan dengan ayah-ibu mereka serta orang dewasa lainya. Dan tidak menutup kemungkinan, dampak dari benturan-benturan itu adalah berbagai bentuk perlakuan (kekerasan fisik, kata, psikhis yang dibungkus dengan kata-kata semuanya adalah nasehat dan didikan) orang dewasa kepada anak (-anak). [Kekerasan terhadap anak-anak adalah perilaku yang bersifat tindak penganiayaan yang dilakukan orang tua terhadap anak-anak usia 0 - 18 tahun, atau sepanjang mereka masih berstatus anak secara hukum].
Hal itu terjadi karena orang dewasa (atas nama orang yang melahirkan, yang memberi kehidupan, yang mengasuh, lebih tua, lebih dewasa, lebih pengalaman, lebih tahu, harus didengar, harus dihormati, dan lain-lain) menganggap anak (-anak) telah melawannya, bandel, tidak mau dengar-dengaran, keras kepala, serta telah melakukan banyak tindakan perlawanan terhadap orang yang lebih tua. Tindakan-tindakan dalam rangka upaya pendisiplinan, menuntut kataatan tersebutlah yang menjadikan orang tua memperlakukan anak-anak mereka secara fisik dan psikologis, sehingga berakibat penderitaan, tidak berdaya, bahkan kematian. Anak (-anak) yang menjadi korban kekerasan dari orang tuanya, mengalami ketakutan dan trauma pada dirinya. Ketakutan dan trauma tersebut menghantar mereka lari dari rumah dan lingkungannya. Tidak sedikit dari antara mereka yang akhirnya menjadi anak-anak terlantar, bahkan jadi bagian dari kelompok penjahat dan pelaku tindak kriminal lainnya.
Bentuk lain dari kekerasan anak-anak, adalah perdaganan anak-anak; perdagangan anak (-anak), merupakan transaksi jual-beli yang menjadikan anak (-anak) sebagai objek jual. Transaksi itu dilakukan oleh atau melalui pengantara ataupun orang tuanya sendiri; kasus perdagangan anak, sebagaimana laporan media massa, antara lain,
  • bayi dan anak yang kelahirannya tidak diinginkan oleh ayah-ibunya, biasanya akibat tindakan-tindakan seks bebas dan seks pra-nikah

  • anak-anak perempuan usia pra-remaja dan remaja putri, yang diculik, disekap, kemudian dijual, dan dipaksa sebagai pekerja seksual, di daerah yang jauh dari tempat asalnya; ada juga anak-anak dari keluarga-keluarga miskin, terutama berusia antara 5 - 10 tahun, kota dan desa, diculik oleh para bandit dan preman untuk dijadikan pengemis

  • orang tua menjual anak kandungnya sendiri, usia 0 - 5 tahun, karena kesulitan ekonomi; pada banyak kasus, orang tua dari keluarga miskin menjual bayi ataupun anak-anaknya, agar mereka terbebas dari kesulitan ekonomi

  • anak-anak yang dicuri atau diculik oleh para penjahat terhadap anak-anak; korban penculikan tersebut diperjualbelikan; terutama kepada keluarga yang kesulitan mempunyai anak kandung

Lalu, bagaimana dengan Program KB bisa memjadi salah satu cara untuk mengatasi kekerasan terhadap anak …… !? ya, tentu saja bisa. Tingginya populasi penduduk di Indonesia, yang tak seimbangan serta sebanding dengan laju kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, serta upah hasil kerja (penghasilan individu), tentu mempengaruhi pemenuhan kebutuhan rumah tangga, termasuk pembiayaan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian, aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan (sekalipun yang minimal) juga mengalami pengurangan dan hambatan; orang tua tak bisa melakukan penyediaan, karena tak ada biaya untuk hal-hal tersebut. 
Mungkin, saja kebanyakan dari kita, masih berpikir banyak anak, banyak rejeki; atau dan tiap-tiap orang mempunyai rezeki masing, sehingga tak apa-apa jika mempunyai banyak anak.  Oke, oke saja, jika berpedoman seperti itu, namun fakta dan realitas yang pada masa kini, agaknya pendapat di atas, tak sepenuhnya benar. Lihatlah, tak sedikit anak-anak terlantar, anak-anak nakal, yang datang dari keluarga-keluarga pra-sejahtera yang mempunyai banyak anak. 
Dengan demikian, ikuti-mengikuti Program KB, hendaknya menjadi gaya hidup yang sangat, sangat, sangat patut ditularkan kepada semua orang. KB bukan membatasi laki-laki dan prrmpuan atau suami-isteri melakukan ML; KB bukan untuk melawan kehendak Tuhan agar manusia berketurunan; KB juga bukan dalam rangka pembatasan agar manusia tidak berketurunan; melainkan dalam rangka Keluarga (yang)Bertanggungjawab, ayah-ibu atau orang tua yang bertanggungjawab.Bertanggungjawab itu, menyangkut makna sangat luas dan berhubungan dengan banyak aspek. 
Oleh sebab tu, kita, terutama kaum perempuan (yang mempunyai prt perempuan atau pekerja rumah, misalnya tukang kebon, sopir, dan lain sebagainya) tentu saja, bisa membantu mengedukasi mereka, agar memahami Program KB dengan baik dan benar, dalam rangka masa depan anak-anak.
RET/HUD/OI

Perempuan Menurut Perempuan


Semua agama samawi (Yahudi-Katolik-Kristen-Islam) mempunyai pandangan yang hampir sama tentang asal mula manusia laki-lakidan manusia perempuan Ajaran agama-agama tersebut (walaupun dengan pengungkapan yang berbeda)  setuju bahwa Tuhan lah yang menciptakan alam semesta dan segala sesuatu yang terbentang di dalamnya, termasuk manusia.

1358080932959695739Sang Pencipta, menciptakan manusia dalam perbedaan gender yang sepadan, agar mereka saling menghormati dan menghargai. Ini berarti (kita) tidak boleh membagi manusia menurut berbagai perbedaan kaya miskin, kedudukan, derajat dalam masyarakat, bahkan meniadakan sentimengender

Akan tetapi, dalam perkembangan kemudian, suasana harmonis antaramanusia laki dan manusia perempuan tersebut menjadi rusak. Bumi (tepatnya lingkungan hidup dan kehidupan) menjadi dunianya laki-laki, danrumah atau tempat tinggal menjadi dunianya perempuan. Ketidakharmonisan ini semakin berkembang sehingga perempuan tidak lagi dinilai sebagai manusia seutuhnya tetapi dihargai sama seperti harta milik seorang laki-laki. Karena sebagai harta milik, maka perempuan “menjadi sekedar aksesoris laki-laki yang memilikinya.” Perempuan diberi “batasan dan larangan-larangan” sehingga walaupun dalam hatinya ia memberontak tetapi suara dan gerakanpemberontakkannya tidak terdengar.

Pada umumnya, perempuan tetap berada dalam kotak “sebagai mahluk lemah yang membutuhkan perlindungan” dan harus ditolong, serta hanya mampu berkarya dalam dunianya yaitu memasak, melahirkan dan menyusui anak-anak. Sikon seperti itu, menjadikan perempuan hanya berusaha dan berkarya di lingkungan yang tidak mampu dilakukan oleh laki-laki. Artinya hanya mengfokuskan diri sebagai makhluk yang haid, hamil, melahirkan, dan menyusui, serta menyediakan makanan untuk laki-laki.

Padahal, yang seharusnya terjadi adalah kemitrasejajaran harmonis antara laki-laki dan perempuan yang ditandai dengan adanya sikap saling peduli, menghormati, menghargai, membantu, dalam suasana kebersamaan, dalam proses pembangunan, kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, termasuk bidang keagamaan. Perempuan mempunyai potensi yang sama baiknya dengan laki-laki. Namun, potensi itu (kadang) belum kelihatan (akibat perlakuan tak seimbang yang ia dapatkan/terima), karena itu harus terus digali dan ditumbuhkan.

Pemberdayaan perempuan sesungguhnya mengacu pada semua manusia diciptakan dengan hak-hak yang sama. Jadi, wajar jika perempuan mendapat kesempatan sama dalam bidang pekerjaan, peran dalam masyarakat, serta aspek-aspek lainnya dalam hidup dan kehidupan. 

RH/JM/OI