Fragmentasi
yang dimaksud di sini adalah hubungan antara manusia pada suatu rentang
waktu dan lokasi tertentu. Artinya, pada suatu lokasi tertentu, terjadi
hubungan antar manusia yang penuh keakraban, tulus, jujur, dan penuh
keramahan; namun kemudian menjadi putus setelah mereka keluar dari
lokasi tersebut; lamanya hubungan itu, terbatas pada keberadaan pada
lokasi mereka berhubungan.
Fragmen
artinya bagian-bagian kecil suatu benda, namun masih terlihat ciri-ciri
asalnya; fragmen juga bermakna babak atau bagian dari suatu sandiwara
atau drama. Tetapi, fragmentasi yang dimaksud di sini adalah hubungan
antara manusia pada suatu rentang waktu dan lokasi tertentu. Artinya,
pada suatu lokasi tertentu, terjadi hubungan antar manusia yang penuh
keakraban, tulus, jujur, dan penuh keramahan; namun kemudian menjadi
putus setelah mereka keluar dari lokasi tersebut; lamanya hubungan itu,
terbatas pada keberadaan pada lokasi mereka berhubungan.
Pada
umumnya fragmentasi yang terjadi atau terbangun itu, mendatangkan
manfaat pada orang lain [biasanya orang-orang dekat]; hubungan timbal
balik yang erat, dan hanya terjadi pada rentang waktu dan tempat
tertentu.
Misalnya,
hubungan baik antara guru dengan orang tua, selama anaknya menjadi
murid atau belajar di sekolah tertentu. Melalui hubungan itu, orang tua
mengharapkan anaknya mendapat perhatian lebih dari guru. Tetapi, ketika
anaknya lulus, maka keakraban hubungan yanag pernah terbangun menjadi
hilang, bahkan seakan tidak pernah saling mengenal. Bisa juga terjadi
ketika interaksi di tempat duduk pesawat, KA, bus antar kota, dll, ada
percakapan yang akrab, namun setelah sampai di tujuan, maka terlupakan
dan saling melupakan;
Interaksi
sosial, rakyat Indonesia, bangsa dan negaraku, juga hampir sama; setiap
hari ada atau terjadi hubungang, namun cepat sekali saling melupakan,
dan bahkan menjatuhkan dengan nada amarah serta kebencian.
Fragmentasi,
sesaat menyatukan karena untuk mencapai tujuan yang sama dan hampir
sama; dan setelah mencapai tujuan, kembali saling tak mempedulikan.
Fragmentasi
menjadikan persahabatan, hubungan, koalisi, keakraban dan hubungan
antar manusia menjadi SEMU, berdasarkan kepentingan dan keuntungan;
tidak ada perhatian, tidak ada kasih, tidak simpati dan empati; semuanya
penuh “demi tujuan atau mencapai tujuan”
\Saya
tak perlu menjelaskan tentang Fragmentasi, karena LAMPIRAN-SUPLEMEN di
atas, sudah cukup menjelaskan apa dan makna Fragmentasi.
Perempuan usia 40an di sini, adalah mereka, para isteri yang selain sebagai ibu rumah tangga, juga berprofesi sebagai perempuan kantoran. Perempuan Kantoran di
perusahan swasta, pns, atau pun tenaga akademik di PT dan lain
sebagainya; dengan segala bentuk kesibukan di luar rumah (dan tidak
didampingi suami).
Tugas rangkap Perempuan Kantoran seperti itu, tak jarang melakukan perjalan sendiri (dengan pesawat, Kerta Api, atau pun mobil travel), bahkan berlama-lama di luar rumah bersama dengan rekan kerja, bisnis, klien, atau pun orang-orang penting lainnya. Tak menutup kemungkinan, setelah meeting, harus juga lunch, dinner atau terpaksa nginap sendiri di luar kota, jauh dari suami dan keluarga.
Dalam
sikon seperti itulah, kadang muncullah para penggoda yang tak di
sangka; mereka ada bisa saja rekan kerja, rekan bisnis, klien, atau yang
tadinya meeting bareng, dan sejenisnya; dengan alasan yang dicari-cari,
ingin ngobrol atau bertemu dengan/dalam keadaan santai serta bukan urusan pekerjaan atau ngobrol lainnya.
Sebagai
orang Timur, dalam budaya ketimuran, tentu saja, jika menolak, maka
bisa dianggap sombong, angkuh, atau pun tak bersahabat, dan lain
sebagainya. Sebaliknya jika menerima ajakan ngobrol, maka
mengurangi waktu istirahat, ataupun mudah terlihat orang lain (yang tak
tahu menahu urusannya), kemudian bisa menjadi bahan omongan sekaligus
fitnah.
Fragmentasi karena tugas/kerjaan itulah yang sering menjadi godaan (pda
dan terhadap) perempuan pekerja. Mereka mungkin saja, kekasih yang
setia, ibu yang baik, serta isteri yang sangat mencintai suaminya, akan
tetapi kebersamaan karena pekerjaan dan tugas, bisa terjerat dalam sisi
selanjutnya dari Fragmnetasi. Bisa saja memunculkan atau berdampak pada bobo bareng/ML
karena sama-sama terbuai dengan sikon, walaupun mereka sebelumnya bukan
selingkuhan. Kemudian, berlanjut serta berlanjut pada hal-hal yang di
luar dugaan lainnya.
Melihat peluang dan kenyataan yang bisa seperti
itu, apa yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan dan jaga
diri!? perlu, karena sekuat dan sekokoh apapun perempuan kantoran, ia
bukan malaikat suci yang imun terhadap godaan lawan jenis. Oleh sebab
itu, harus mempunyai kekuatan dan senjata untuk melawannya.
Ya,
godaan bisa saja datang dan selalu ada; dan itulah sifat si penggoda.
Penggoda selalau menggoda, namun tergantung dari yang digoda, mau
tergoda atau tidak.
Berdasar
pengalaman, ada senjata ampuh, yaitu ketegasan; tegas berkata tidak,
dilanjutkan dengan menolak; dan terus menerus tegas serta menolak.
Karena jika sekali saja tidak tegas dan tak menolak, maka itu akan menjadi pintu masuk untuk hal-hal berikutnya.
Dan
lebih dari itu, kita bisa kembali pada makna Fragmentasi tersebut, ” ….
ada percakapan yang akrab (ketika uruasan tugas dan pekerjaan), namun
setelah selesai, maka terlupakan dan saling melupakan, ….” Di sini,
hubungan terjadi hanya berdasar fungsi, kerjaan, dan tugas, tak lebih
dari itu; sehingga tak peluang atau membuka kesempatan untuk hal-hal
yang bisa saja membuat jutuh ke dalam jurang ketidakberesan.