Beberapa hari terakhir, terungkap ke
publik adanya kekerasan fisik dan kekerasan plus pelecehan seksual
terhadap anak (dan anak-anak). Media massa begitu semangat dengan penuh
kehangatan memberikatakan kasus-kasu tersebut. Dan itu, tak salah; news
tentang keburukan serta kebusukan tersebut, menjadi perhatian dan
percakpan di mana-mana.
Agaknya, media begitu cepat menyebar berita jika ada penyimpangan, kekerasan, pelecehan, namun cenderung diam dan mendiamkan news yang bersifat edukasi (dan solusi serta jaga diri) kepada orang tua, anak, remaja agar terhindar dari malapetaka yang menimpa anak-anak.
Di samping itu, ada juga hal yang kini
sepi dari pemberitaan media, yaitu tentang bahaya narkoba; media akan
heboh jika ada artis, orang terkenal, atau pejabat publik yang
tersandung narkoba. Dan, kadang pemberitaannya seakan ajakan agar orang
lain ikut mencobanya. Prihatin.
Akibatnya, banyak orang tua, orang
dewasa, anak, remaja, yang tak tahu bahaya dan ciri-ciri kecanduan
narkoba/tika. Sebagai contoh, kemarin, beberapa waktu yang lalu, tak
jauh dari tempat kerja dan kediaman saya, ada anak remaja/abg yang
teler dan tak berdaya di pinggir rel KA, dengan ciri-ciri kecanduang
narkoba/tika.
Jika seperti itu, siapa yang salah!?
Orang tua, penegdar, atau memang sikon ssosial serta pergaulan mereka;
mungkin kita tak bisa menjawab dengan pasti. Oleh sebab itu, adalah
lebih baik jika mengetahu sejak dini ciri-ciri, tanda-tanda, gejala
pengguna narkoba/tika.
Secara umum, mereka, para pengguna
narkoba/tika datang dari proses pertumbuhan dan perkembangan yang tidak
utuh atau lengkap. Kehidupan keluarga yang kurang religius, hubungan
antar keluarga tidak akrab, perceraian orang tua; orang tua
tunggal. Sifat mudah kecewa dan cenderung menjadi agresif dan
destruktif, perasaan rendah diri.
Di samping itu, ia atau mereka gagal
mengaktualisasi diri; kemampuan aktualisasi diri yang rendah, dengan
ciri: cepat bosan, tidak sabar, murung, merasa tertekan dan tidak
sanggup, merasa selalu gagal berfungsi dalam kehidupan setiap hari,
alienasi sosial, kuper, dan lain lain.
Juga ada ciri psikologis seperti suka
mencari sensasi, dan melakukan hal-hal yang mengandung resiko bahaya,
[untuk menutupi kekurangan dirinya], ingin tampil beda. Suka dan selalu
melakukan protes sosial kepada orang dewasa dan institusi yang
mengikatnya [keluarga, sekolah, tempat kerja, lembaga keagamaan,
dst]. Kurangnya motivasi untuk mencapai keberhasilan akademis -prestasi
belajar rendah-; jarang -bahkan tidak mau- mengikuti kegiatan olahraga.
Pada kasus tertentu, pengguna
narkoba/tika juga cenderung mengalami gangguan jiwa -ringan sampai
berat- misalnya cemas-obsesi-takut yang berlebihan, apatis, menarik diri
dari pergaulan, depresi, dll. Ada gejala retardasi mental, hambatan
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Mengalami -atau pernah mengalami-
kekerasan dan penyimpangan seksual, misalnya korban paedophilia,
pemerkosaan dari kaum homo seksual ataupun lesbian; mengalami pengalaman
seksual belum pada waktunya [ seks pra-nikah ]. Lingkungan pergaulan
sosial buruk, bergaul dengan sesamanya yang putus sekolah, suka mencuri,
sering berbohong, agresif, produk broken home, pendidikan rendah, kaum
marginal yang tertekan.
Pengaruh anggota keluarga -dan peer
group- yang peminum serta pemakai, perokok pada usia muda. Lari dari
realitas kehidupan; misalnya akibat perilaku orang tua di rumah; tidak
sanggup memenuhi tuntutan orang tua; kemiskinan; kekayaan; membalas
dendam terhadap perlakuan orang tua; niat mempermalukan orang tua karena
keinginannya tidak dituruti;. Mengalami penolakkan dari lingkungan
sosial dan keluarga, misalnya ayah atau ibu tiri, klub olahraga, dan
lain sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar