LIK REJEKI

Selasa, 08 Juli 2014

Praxis

Translating an idea into action; Use; practice; especially, exercise or discipline for a specific purpose or object. Praxis dipahami sebagai tindakan reflektif, yaitu praktik yang diinformasiakn oleh refleksi teoretis; atau sebaliknya, refleksi teoretis yang diinformasikan oelh praktik. Praxis  tak sama dengan atau beda tipis dengan practice; practice konotasinya lebih tertuju pada keahlian ataupun teknik, atau sesuatu yang dilakukan sebagai aplikasi teori; sehingga practice merupakan lawan dari teori.

Hal tersebut beda dengan praxis. Praxis berusaha mempertahankan teori  dan teori bersama-sama sebagai dua saat yang saling memperkaya dari kegiatan manusia yang sama, dan dilakukan dengan sengaja, [Thomas H.Groome, 1980].

Praxis, menurut Aristoteles, merupakan salah satu dari tiga cara (yaitu theoria, praxis, dan poiesis) orang (seseorang) dan cerdas melihat serta berhubungan dengan kehidupan; suatu kegiatan yang menimbulkan pengertian. Ini dia sebut theoria, praxis, dan poiesis. Hasilnya adalah tiga gaya hidup yaitu, kehidupan spekulatif, kehidupan praktis dan kehidupan spekulatif, dan kehidupan produktif.

Kehidupan spekulatif adalah kehidupan kontemplasi dan refleksi. Kehidupan praktis adalah kehidupan etis yang dijalani dalam konteks politik. Kehidupan produktif adalah kehidupan yang diabdikan untuk membuat artefak-artefak, atau usaha-usaha artistik.
Tiga gaya hidup itu adalah kegiatan manusia cerdas yang dapat mengambil tiga bentuk berbeda. Dalam arti, mereka adalah tiga cara refleksi yang berbeda bagi subjek untuk berhubungan dengan dunia yang objektif; yang juga berarti tiga cara mengetahui yang berbeda.

Cara mengetahui praxis (praksis) adalah dengan keterlibatan reflektif dalam situasi sosial. Poiesis sebagai sebuah cara mengetahui terwujud dalam dan muncul dari “membuat”. Sebagai cara-cara mengetahui, ketiganya berbeda ter-utama dalam telos mereka dan yang diharapkan adalah hasil-hasilnva. Pengetahuan teoretis bertujuan untuk pengetahuan teoretis itu sencliri pengetahuan praktis bertujuan untuk mengatur tindakan sosial manusia, dan pengetahuan (yang) produktif, membangun, berguna untuk hidup serta kehidupan.

Praxis, sesuai makanya, hampir menunjuk ke setiap jenis kegiatan lahiriah secara sengaja oleh orang-orang yang bebas. Dalam arti yang lebih terbatas, menggambarkan “tingkah laku manusia yang yang bermanfaat dan rasional. Praxis dalam makna yang paling teknis menggambarkan tingkah laku etis dalam konteks politik. Dengan demikian dapat menjalani (tindakan-tindakan) etis atau sesui etika dalam konteks politik; atau sebaliknya, menjalani kehidupan politik sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang bertanggung jawab.

Sayangnya, pada banyak tempat, waktu, dan era, para politisi lebih suka pada politik praktis yang gampangan, bukan praxis yang bermakna dalam, sehingga tampilan berpolitiknya lebih bermartabat serta bemanfaat.

RH/JMp/OI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar